Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Penelitian ungkap berpuasa ngak ganggu kemampuan berpikir seseorang
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-12 19:48:49【Resep Pembaca】538 orang sudah membaca
PerkenalanIlustrasi berpikir. (ANTARA/Pexels)Jakarta (ANTARA) - Penelitian dari Inggris baru-baru ini menguatk

Jakarta (ANTARA) - Penelitian dari Inggris baru-baru ini menguatkan hipotesis bahwa sekedar melewatkan makan ketika berpuasa ngak memperlambat kemampuan berpikir seseorang.
Sebaliknya, penelitian yang diterbitkan oleh Asosiasi Psikologi Amerika itu bertentangan dengan anggapan umum bahwa ketika perut kosong maka seseorang menjadi mudah marah.
Fenomena itu dikenal dengan istilah “hangry”, yang merupakan gabungan dari kata dari hungry(lapar) dan angry(marah).
"Banyak orang percaya bahwa melewatkan makan menyebabkan penurunan langsung ketajaman mental, tapi analisis kami terhadap berbagai bukti menunjukkan hal sebaliknya," kata David Moreau, penulis utama penelitian tersebut, dilansir Daily Mail.
Penelitian yang menggabungkan 71 studi sebelumnya yang membandingkan kinerja kognitif pada orang dewasa sehat yang sedang berpuasa dan mereka yang baru aja makan. Durasi puasa bervariasi, dengan rata-rata sekitar 12 jam per hari.
Penelitian tersebut lalu mengamati faktor-faktor seperti ingatan, pengambilan keputusan, kecepatan dan akurasi respons dengan melibatkan hampir 3.500 partisipan.
"Individu yang berpuasa menunjukkan hasil yang sangat mirip dengan mereka yang baru aja makan, hal ini menunjukkan fungsi kognitif tetap stabil meskipun ngak ada asupan makanan," ujar Moreau.
Meskipun asupan makanan sedang berkurang, penelitian itu menjelaskan bahwa tubuh manusia memiliki mekanisme cadangan energi yang menjaga ongak untuk tetap mendapatkan suplai.
"Secara fisiologis, puasa memicu perubahan metabolisme yang penting. Ketika simpanan glikogen habis, tubuh menggunakan badan keton yang dihasilkan dari jaringan lemak sebagai sumber energi alternatif," katanya.
Bukti-bukti yang muncul menunjukkan bahwa penggunaan keton dapat memberikan manfaat luas bagi kesehatan, seperti mengatur sistem hormon, dan mengaktifkan proses perbaikan sel yang berkaitan dengan umur panjang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja ongak bisa menurun setelah berpuasa lebih dari 12 jam, serta adanya efek penurunan performa ongak pada anak-anak yang berpuasa, meskipun jumlah partisipan anak dalam penelitian itu tergolong sedikit.
“Anak-anak menunjukkan penurunan performa yang cukup nyata saat berpuasa, sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menegaskan manfaat kognitif yang stabil dari sarapan bagi kelompok usia muda," ujarnya.
Selain itu, penelitian tersebut menemukan bahwa penurunan kinerja ongak sering terjadi ketika seseorang melakukan tugas yang berhubungan dengan makanan, seperti melihat gambar makanan atau memproses kata-kata bertema makanan.
“Rasa lapar tampaknya hanya mengalihkan daya kognitif atau menyebabkan distraksi dalam konteks yang berkaitan dengan makanan, tapi fungsi kognitif umum sebagian besar tetap stabil,” katanya.
Baca juga: Studi: Polusi cahaya pada malam hari bisa picu penyakit jantung
Baca juga: Studi: Berjalan 5.000 langkah sehari perlambat perkembangan Alzheimer
Baca juga: Studi sebut musik dapat kurangi risiko demensia hingga 40 persen
Suka(519)
Artikel Terkait
- CKG, cahaya harapan dari negara untuk masa senja berjaya
- Kemenkes edukasi warga Manokwari soal sistem rujukan kesehatan
- 6 gaya hidup anak muda yang diam
- Polda Kalteng perdana distribusikan 1000 paket MBG di Palangka Raya
- Anggota DPR dukung perluasan MBG dengan pembenahan
- Koalisi organisasi masyarakat minta pemerintah terapkan cukai MBDK
- Bantu ojol, Polres Jakpus dirikan Rakyat Mart dan Rakyat Auto
- BGN: Keamanan pangan jadi kunci sukses Program Makan Bergizi Gratis
- Dokter ingatkan konsumen untuk periksa label produk perawatan kulit
- Anggota DPRD Jabar: Pengawasan Program MBG harus diperketat
Resep Populer
Rekomendasi

Singapura tarik produk kismis usai ditemukan alergen

Danantara terbuka untuk investasi dari pengusaha dan investor Brazil

BNPB salurkan bantuan logistik pascabanjir untuk warga Aceh Jaya

8.000 korban erupsi Lewotobi NTT masih ditanggung pemerintah pusat

Akademisi: Pendatang di Yogyakarta alami tiga fase adaptasi budaya

Sekitar 350 keluarga di Sudan berjalan kaki 50 km untuk mengungsi

Ibu Negara Brasil berpesan utamakan pangan lokal untuk kesuksesan MBG

Anggota DPRD Jabar: Pengawasan Program MBG harus diperketat